Jumat, 07 Desember 2012

Cara Memperbanyak dan Menambah Jumlah Followers Twitter

Jumat, 16 November 2012

Cara Memperbanyak dan Menambah Jumlah Followers Twitter - Walaupun kalah tenar dengan Facebook, pengguna twitter akhir-akhir ini semakin bertambah banyak saja. Antara Facebook dan twitter memiliki banyak perbedaan. Dari Segi tampilan twitter cukup simpel, dan penggunaanya pun cukup sederhana. Meskipun sama-sama sebagai situs jejaring sosial (pertemanan), cara untuk saling terhubung dengan seseorang berbeda dengan facebook.

Di twitter ada istilah FOLLOWERS yaitu pengikut. Followers adalah orang yang mengikuti setiap tweet kita, dan untuk mendapatkan followers yang banyak cukup sulit tidak seperti pertemanan di facebook. Dan tidak jarang banyak akun-akun twitter sekarang yang memiliki jumlah followers ratusan ribu dimanfaatkan sebagai saran promosi, baik itu jualan produk atau akun tersebut dijual dengan harga fantastis. Harga akun twitter tergantung dari jumlah followersnya, biasanya setiap 1000 follower = Rp. 100.000 ; 10.000 followers = Rp. 1jt dan hitung saja berapa harga jika memiliki ratusan ribu followers.

Cukup mustahil memang memiliki jumlah followers banyak, jika Anda hanyalah orang biasa. Tapi jangan khawatir, berikut ini ada situs yang bisa Anda manfaatkan sebagai penambah jumlah followers Anda.

cara memperbanyak jumlah followers


Cara Memperbanyak Jumlah Followers

Silahkan lakukan pendaftaran dari tiap situs diatas. 
Catatan: 
- Meskipun Anda akan mendapatkan followers yang banyak, jumlah orang yang anda follow juga semakin banyak.
- Orang yang memfollow anda bukan tertarget (kebanyakan dari luar negeri)
- Hati-hati dalam penggunaanya, bisa-bisa akun anda akan ditutup pihak twitter :)
- Terakhir, selamat mencoba tips Cara Memperbanyak Jumlah Followers


MATERI FISIKA KELAS XII IPA

MATERI FISIKA KELAS XII IPA

SEMESTER 1

GELOMBANG MEKANIS
PENGERTIAN GELOMBANG.
Gejala mengenai gerak gelombang banyak kita jumpai sehari-hari. Kita tentu mengenal gelombang yang dihasilkan oleh sebuah benda yang dijatuhkan ke dalam air, sebab hal itu mudah kita amati.
Di dalam perambatannya ada gelombang yang memerlukan medium perantara, misalnya gelombang air, gelombang bunyi. Tetapi ada juga yang tidak memerlukan medium perantara, misalnya gelombang cahaya dan gelombang elektromagnet.
Di dalam bab ini dibahas hanyalah gelombang di dalam medium yang lenting yang disebut : Gelombang Mekanis.
Karena sifat kelentingan dari medium maka gangguan keseimbangan ini dirambatkan ketitik lainnya.
Jadi gelombang adalah usikan yang merambat dan gelombang yang bergerak akan merambatkan energi (tenaga).
Sifat umum gelombang , antara lain :
a. dapat dipantulkan (refleksi)
b. dapat dibiaskan (refraksi)
c. dapat dipadukan (interferensi)
d. dapat dilenturkan (defraksi)
e. dapat dipolarisasikan (diserap arah getarnya)
Berdasarkan arah getaran partikel terhadap arah perambatan gelombang dapat dibedakan menjadi Gelombang Transversal  dan Gelombang Longitudinal.
Gelombang Transversal ialah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus pada arah getaran partikel.
 misalnya : gelombang pada tali, gelombang permukaan air, gelombang elektromagnetik.
Gelombang Longitudinal ialah gelombang yang arah perambatannya searah dengan arah getaran partikel.
 misalnya : gelombang pada pegas, gelombang bunyi.
PANJANG GELOMBANG
Bila sebuah partikel yang bergetar menggetarkan partikel-partikel lain yang berada disekitarnya, berarti getaran itu merambat. Getaran yang merambat disebut Gelombang Berjalan.
 Jarak yang ditempuh getaran dalam satu periode disebut Panjang Gelombang ( l ).
Untuk lebih jelasnya lihat animasi di WWW.Stevanus_fisika.homestead.com
Bila cepat rambat gelombang V dan periode getarannya T maka :
 
PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN.
Dari titik P merambat getaran yang amplitudonya A, periodenya T dan cepat rambat getarannya v. Bila titik P telah bergetar t detik, simpangannya :
Dari P ke Q yang jaraknya x getaran memerlukan detik, jadi ketika P telah bergetar t detik, titik Q baru bergetar detik. Simpangan Q saat itu :
Jadi persamaan gelombang berjalan adalah :
Perbedaan  phase antara titik P dan Q adalah :
            
Bila getaran itu merambat dari kanan ke kiri dan P telah bergetar t detik, maka simpangan titik Q :
PEMANTULAN GELOMBANG BERJALAN.
Titik P digerakkan ke atas dan kembali ke titik seimbang. karenanya dari P merambat gunung gelombang menuju Q. Bila Q ujung terikat, ternyata yang dipantulkan adalah lembah gelombang.
Jadi oleh ujung terikat gunung gelombang dipantulkan sebagai lembah gelombang, phase gelombang terpantul berupa setengah. Tetapi  bila Q ujung yang bebas, yang dipantulkan adalah gunung gelombang.
Kesimpulan : Pada ujung terikat phase gelombang terpantul berubah , sedangkan pada pemantulan diujung bebas phase gelombang terpantul tidak berubah.
PERSAMAAN GELOMBANG STASIONER.
Pada proses pantulan gelombang, terjadi gelombang pantul yang mempunyai amplitudo dan frekwensi yang sama dengan gelombang datangnya, hanya saja arah rambatannya yang berlawanan. hasil interferensi (perpaduan) dari kedua gelombang tersebut disebut Gelombang Stasioner Atau Gelombang Diam.
PADA UJUNG BEBAS.
Selisih phase gelombang datang dan gelombang pantul di ujung bebas adalah 0, jadi     Dj = 0
Ini berarti bahwa phase gelombang datang sama dengan phase gelombang pantul. Jika L adalah panjang tali dan x adalah jarak titik C yang teramati terhadap titik pantul pada ujung bebas, yaitu titik B. Jika A digetarkan, maka persamaan simpangan di A adalah
  
Titik C yang berjarak x dari ujung bebas B, mengalami getaran gelombang dari :
Gelombang datang : yaitu apabila A telah bergetar t detik, maka tentulah C menggetar kurang dari t detik, selisih waktu tersebut adalah sebesar , sehingga
dan  persamaan di C menjadi :
 sebab v . T = l
Gelombang pantul :  Rambatan gelombang telah menempuh jarak L + x, sehingga beda waktunya menjadi  detik, maka detik.
Maka persamaan simpangan di C menjadi :
Hasil superposisi kedua gelombang adalah : yC = yC1 + yC2  jadi :
Persamaan di atas dapat dianggap sebagai persamaan getaran selaras dengan amplitudo  dan tergantung dari tempat titik yang diamati. Dari ungkapan sebagai amplitudo tidak tergantung dari pada waktu. Oleh karena pada simpul nilai amplitudo adalah nol dan lagi tidak merupakan fungsi dari pada waktu (t), maka :
 = 0 sehingga :
Dengan ungkapan ini terbuktilah , bahwa jarak simpul ke titik pantul bebas adalah  :
Jarak antara dua simpul berturutan adalah :
 
Tempat-tempat yang menyatakan perut mempunyai harga amplitudo yang maksimal,
jadi :
Jadi terbukti pula, bahwa jarak perut ke titik pantul bebas adalah bilangan genap kali panjang gelombang atau  .
UJUNG TERIKAT (UJUNG TETAP)
Dititik pantul yang tetap gelombang datang dan gelombang pantul berselisih phase, atau gelombang pantul berlawanan dengan phase gelombang datang . datang Jadi A digetarkan transversal maka
Jika titik C yang kita amati, maka bagi gelombang yang datang dari kiri (gelombang datang) waktu menggetarnya C, yaitu tC terhadap waktu menggetarnya A, yaitu tA = t detik berbeda  detik, sehingga . Jadi :
Bagi gelombang pantul yang datang dari kanan waktu getar C berselisih  detik dan fasenya berselisih , atau p,
sehingga :
Maka hasil superposisi gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung terikat adalah :
yC = yC1 + yC2
Jadi :
Ungkapan ini dapat   diartikan  sebagai  persamaan  getaran  selaras  dengan  amplitudo 
, yang ternyata tak tergantung pada t, oleh karena itu simpul mempunyai amplitudo 0 (nol) dan tidak tergantung dari pada waktu (t), maka untuk :
Jadi terbukti pula, bahwa jarak simpul ke titik pantul tetap adalah bilangan genap kali panjang gelombang atau  jarak antara dua simpul berturutan adalah :
Tempat perut menunjukkan simpangan yang maksimal, jadi :
Disini terlihat pula, bahwa jarak perut ke titik pantul tetap adalah bilangan ganjil kali panjang gelombang dan harga maksimum simpangan (amplitudo) gelombang stasioner adalah dua kali amplitudo gelombang yang menimbulkan inteferensi.
Jarak antara simpul dengan perut yang terdekat adalah :
 
Sedangkan jarak antara dua perut yang berturutan adalah :
PERCOBAAN MELDE
Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang transversal dalam dawai.
Perhatikan gambar di bawah ini.
Pada salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat. kawat halus tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban, misalnya sebesar g gram. Garpu tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh garpu tala konstan.
Untuk menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator. Setelah terbentuk pola gelombang stasioner dalam kawat dan jika diamati akan terlihat adanya simpul dan perut di antara simpul-silpul tersebut. Diantara simpul-simpul itu antara lain adalah A dan K yaitu ujung-ujung kawat tersebut, ujung A pada garpu tala dan simpul K pada bagian yang ditumpu oleh katrol. Pada seluruh panjang kawat AK = L dibuat terjadi 4 gelombang, maka kawat mempunyai l1L. Apabila f adalah frekwensi getaran tersebut, maka cepat rambat gelombang dalam kawat adalah v1 = f . l1f L
Jadi sekarang beban di tambah hingga menjadi 4g gram, maka pada seluruh panjang kawat ternyata hanya terjadi 2 gelombang, jadi : 2 l2 = L         l2 =L         sehingga :
v2 = f . l2f L
Kemudian beban dijadikan 16g gram, maka pada seluruh panjang kawat hanya terjadi satu gelombang, jadi :  l3 = L, maka v3 = f . l3 = f L
Beban dijadikan 64g gram, maka pada seluruh panjang  kawat hanya terjadi gelombang, jadi : l4 = L         l4 =2 L sehingga v4 = f . l4 = 2f . L
Dari hasil pengamatan ini, maka timbul suatu anggapan atau dugaan, bahwa agaknya ada hubungan antara cepat rambat gelombang dengan berat beban, yang pada hakekatnya merupakan tegangan dalam kawat. data pengamatan tersebut di atas kita susun sebagai :
Pengamatan I
F1 = g
l1  L
v1   f . L
Pengamatan II
F2 = 4 g
l2  L
v2  f . L
Pengamatan III
F3 = 16 g
l3  =   L
v3  =  f . L
Pengamatan IV
F4 = 64 g
l4   =  2 L
v4 =  2 f . L
Data di atas kita olah sebagai berikut :
 , dan 
 , dan 
 , dan 
KESIMPULAN 1.
Cepat rambat gelombang dalam tali, kawat, dawai berbanding senilai dengan akar gaya tegangan kawat, tali dawai tersebut.
Percobaan di atas diulang kembali dengan bahan sama, panjang kawat tetap, beban sama (dimulai dari 16 g  gram), hanya saja luas penampang kawat dibuat 4 kali lipat, maka dapat kita amati sebagai berikut :
l1’ = L sehingga v1’=  .f L
v3 = f .L (dari percobaan pertama, dengan menggunakan 16g gram) maka :
Percobaan diulangi lagi dengan beban tetap 16 g gram, akan tetapi kawat diganti dengan kawat yang berpenampang 16 kali lipat (dari bahan yang sama dan panjang tetap), maka dalam kawat terjadi 4 gelombang, sehingga :
l2’ = L sehingga v2’=  .f L  sehingga :
Apabila panjang kawat tetap dan dari bahan yang sama, sedangkan penampang diubah, maka berarti sama dengan mengubah massa kawat. Kalau massa kawat semula adalah m1, maka pada percobaan tersebut massa kawat berturut-turut diubah menjadi m2 = 4 m1
dan m3 = 16 m1. dari data percobaan kedua, setelah diolah sebagai berikut :
 , dan 
 , dan 
Dari pengolahan data tersebut dapatlah disimpulkan :
KESIMPULAN 2.
Cepat rambat gelombang berbanding balik nilai akar kuadrat massa kawat, asalkan panjangnya tetap.
Percobaan selanjutnya diulangi lagi, akan tetapi diusahakan agar massa kawat antara simpul-simpul A dan K tetap, sedangkan panjang AK variabel. Ternyata cepat rambatnyapun berubah pula, meskipun beban tidak berubah, Kalau jarak AK menjadi jarak semula yaitu = L, maka cepat rambatnya menjadi kali semula, sebaliknya jika panjang kawat AK  dilipat empatkan dari AK semula, menjadi 4 L maka cepat rambatnya menjadi 2 kali cepat rambat semula, asalkan massa kawat tetap. Dari percobaan ketiga ini dapatlah disimpulkan.
KESIMPULAN 3.
Untuk massa kawat yang tetap, maka cepat rambat gelombang berbanding senilai dengan akar kuadrat panjang kawat.
Kesimpulan (2) dan (3) dapat disatukan menjadi : Cepat rambat gelombang dalam kawat berbanding terbalik nilai dengan akar massa persatuan panjang kawat.
Jika massa persatuan panjang kawat ini dimisalkan atau dilambangkan dengan, maka kesimpulan (1) sampai dengan (3) di atas dapat dirumuskan menjadi :
v = cepat rambat gelombang dalam kawat (tali, dawai)
F = gaya tegangan kawat
m = massa persatuan panjang kawat
k = faktor pembanding, yang dalam SI harga k = 1.
Satuan : dalam SI :      F = newton    
EFFEK DOPPLER
Memang benar jika dikatakan, bahwa frekwensi bunyi sama dengan frekwensi sumbernya. Akan tetapi tidaklah selalu demikian antara frekwensi sumber bunyi dengan frekwensi bunyi yang kita dengar. Apabila antara sumber bunyi dan pendengar tidak ada gerakan relatif, maka frekwensi sumber bunyi dan frekwensi bunyi yang didengar oleh seseorang adalah sama. Akan tetapi jika antara sumber bunyi dan si pendengar ada gerak relatif, misalnya sumber bunyi bergerak mendekati si pendengar, atau si pendengar bergerak mendekati sumber bunyi, atau keduanya bergerak saling mendekati atau menjauhi, ternyata antara frekwensi sumber bunyi dan frekwensi bunyi yang didengar tidaklah sama. Suatu contoh misalnya ketika anda naik bis dan berpapasan dengan bis lain yang sedeang membunyikan klakson, maka akan terdengar suara yang lebih tinggi, berarti frekwensinya lebih besar dan sebaliknya ketika bis menjauhi anda, bunyi klakson terdengar lebih rendah, karena frekwensi bunyi yang didengar berkurang. Peristiwa ini dinamakan Effek Doppler.
Jadi Effek Doppler adalah peristiwa berubahnya harga frekwensi bunyi yang diterima oleh pendengar (P) dari frekwensi suatu sumbner bunyi (S) apabila terjadi gerakan relatif antara P dan S.
Oleh Doppler dirumuskan sebagai :
fP  adalah frekwensi yang didengar oleh pendengar.
fS adalah frekwensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi.
vP adalah kecepatan pendengar.
vS adalah kecepatan sumber bunyi.
v  adalah kecepatan bunyi di udara.
Tanda + untuk vP dipakai bila pendengar bergerak mendekati sumber bunyi.
Tanda -  untuk vP dipakai bila pendengar bergerak menjauhi sumber bunyi.
Tanda + untuk vS dipakai bila sumber bunyi bergerak menjauhi pendengar.
Tanda -  untuk vS dipakai bila sumber bunyi bergerak mendekati penengar.
a.       Jika terdapat angin dengan kecepatan va dan menuju pendengar maka v menjadi (v+va)
b.      Jika angin menjauhi pendengar maka v menjadi (v-va)
-----o0o------